Jumat, 30 November 2012


Sejarah Perkembangan Filsafat Eropa

Gambaran dan pandangan filsafat Eropa, lebih banyak pengaruhnya dari dari alam pikiran Yunani karena dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal sjarah filsafat Barat (Eropa). Alasan yang paling mendasar karena dunia barat (Erpa Barat) berpangkal kepada pikiran yunani.

Berdasarkan gambaran diatas, sangat kurang tepatlah apabila memberikan sebuah gambaran yang secara terpisah mengenai filsafat dari sudut tempatnya dengan pertimbangan alam pikiran tidak dapat dibatasi dengan batasan negeri. Kalau filsafat Eropa saat ini kita kenal merupakan suatu negeri yang luar biasa kemajuan tentunya kalau flesback, tentunya sangat tidak masuk akal jika dunia barat (Romawi) tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Yunani. Lebih pantasnya dikatakan sebagai abad kegelapan. Menurut Salam, Burhanuddin (2000:123) bahwa betapapun terkenalnya bangsa barat (Romawi) namun dalam lapangan ilmu pengetahuan praktis mereka tidak memmberikan apa-apapun. Mereka ulung dalam soaal militer, perang, politik, perdagangan, pelayaran, pembangunan dalam sisten pengairan, jalan rara, pengairan. Hal ini juga ditambahkan oleh Poedjawijatna (2005:75). Pada masa kerajaan Roma sebetulnya tidak ada ahli-ahli filsafat yang menghasilkan penyelidikan filsafat yang tersendiri. Biasanya hanya berpangkal pada yunani saja.

Jadi beberapa gambaran diatas, bisa dipahami apabila melihat kebelakang sebenarnya pandangan dunia barat tidak ada istimewahnya jika dibandingkan dengan pandangan Yunani.

1.      Sejarah Filsafat Zaman Klasik Atau Kuno.

2.      Sejarah Filsafat Zaman Abad Pertengahan

A. Pandangan Sejarah Abad Pertengahan (A. Sartono kartodhirdjo)

kebudayaan rohani Abad Pertengahan bercirikan agama Kristen. Seluruh jiwa masyarakat dengan berbagai sendi-sendinya bersifat keagamaan. Jiwa keagamaan ini yang mendorong berbagai bentuk dan paparan kehidupan. Orang hanya mengakui makna kehidupannya yang berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan adhikodrati tentang kehidupan bahagia. Jiwa diluputi oleh sikap perasaan-perasaan yang timbul karena angan-angan keagamaan. Oleh karenanya menimbulkan pandangan hidup dan pandangan dunia yang bersifat mistik.

Kita ketahui, selama abad pertengahan gambaran-gambaran pembabakan masa menurut analogi dari cerita-cerita injil beredar dimana-mana. Berbalikan dengan orang yunani, nilai-nilai hidup bagi orang abad pertengahan tidak terletak pada masa kini. Pemikiran abad pertengahan sebelum abad XII, sebelum munculnya filsafat Scholastik, dikuasai oleh cara pemikiran Augustinus, yaitu semacam Neoplantonisme Kristen. Benda-benda didunia diciptakan menurut contoh cita-cita keabadian dalam jiwa Tuhan.

Sejarah keselamatan adalah jatuh bangunnya bangsa yahudi dari dosa dan pengampunan, yang akhirnya sampai pada penebusan. Masa diantara kebangkitan sampai pada kedatangan kristus kembali adalah masa percobaan. Dengan sudut tinjaun tentang sejarah keselamatan ini Augustinus ( 354-430) menganggap sejarah profan sebagai suatu pertentangan universal antara Kerajaa Tuhan dan Kerajaan Dunia.

Selanjutnya Augustinus menunjukkan, sejarah tidak ditentukan oleh manusia, tetapi oleh pola rencana Allah. Jadi Tuhan ikut mengambil bagian dalam sejarah. Augustinus masih terus menunjukan adanya pimpinan Tuhan didalam sejarah. Dengan dasar inilah ia membagi sejarah dunia dalam enam periode :

1.     
penting
Dari Adan sampai air Bah.


2.       Dari air bah sampai Ibrahim

3.      Dari Ibrahim sampai Dawud

4.      Dari Dawud sampai di Babylon

5.      Dari pembuangan sampai kelahiran kristus

6.      Dari kristus sampai akhir dunia

Keenam periode ini oleh Augustinus juga dihubungkan dengan keempat kejadian dunia yaitu : Asria, Pesria, Masedonia, Roma. Kepastian hidup didalam Senescensn saeculum diperkuat dengan runtuhnya Romawi Barat, dan tidak datangnya masa akhir dapat diterangkan oleh terus berlangsungnya Romawi Timur. Baru didalam abad XII timbullah pandangan sejarah yang baru, yaitu :

1.      Aliran realistis yang diwakili oleh Otto van Freising

2.      Aliran mistis simbolis oleh Joachim van foried

Otto van Freising ( 1114-1158)

didalam bukunya “Chronican Historia de duabus civitatibus”. Ia berpendapat bahwa ini telah hampir sampai, karena ia melihat didalam diri Hendrik IV sebagai batu “yang direnggut dari gunung” untuk menghancurkan kerajaan terakhir.

Disampinh pandangan pessimistis ini terdapay juga pandangan optimistis. Kebudayaan berangsur terus-menerus dari Timur ke Barat. Disitu terdapat periode timbul dan tenggelam, kematian dan pembaharuan secara periodic. Perinciannya kedalam periode-periode sebagai berikut :

a.       Periode pertama berlangsung sampai berdirinya Roma.

b.      Periode kedua dari berdirinya Roma sampai kedatangan kristus.

c.       Periode ketiga berakhir dengan penyerahan kerajaan oleh Constantijn kepada bangsa yunani.

d.      periode keempat berakhir dengan penjerahan bangsa yunani kepada bangsa Franken.

e.       periode kelima dengan penjerahan dari bangsa Franken kepada bangsa German.

f.        periode keenam diakhiri dengan peperangan antara Gregorius VII dengan Hendrik IV

Joachim van Fiore (1145-1202)

konsepsi ini berupa ajaran keselamatan dan terjadi atas pengertian tentang wahyu. Dilain pihak pengetian sejarah menjadi alat yang tak dapat diabaikan untuk menangkap arti yang mendalam dari kitab perjanjian baru. Karena sejarah dunia bersamaan denga sejarah Gereja. Menurut Joachim sejarah juga merupakan pencerminan kurnia Tuhan dalam kemanusian. Ini terjadi dalam tiga opera, yang dilaksanakan sendiri oleh oleh masing-masing dari tiga pribadi, dan dengan ini sejarah dibagi menjadi tiga babakan waktu yang besar : 1. Periode Bapa, 2. Periode Putera, 3. Periode roh kudus. Jochim beranggapan, bahwa masa-masa ini dapat berdiri saling berdampingan. Dalam tiap periode berdiri dua negara dengan pemimpinnya yang saling bertentangan. Herodes melawan Kristus, Neropertus, Mohamed-Benedictus, Saladyn-Hendrik IV, Anti Christ-Dux.

3. Sejarah Filsafat Zaman Abad Modern

zaman modern Adalah kehadiran manusia, yang menaruh kepentingan atas adanya makhul yang lain

periode Renaissance, Reformasi dan Rasionalisme merupakan peralihan kearah jaman modern. Tiga aliran inilah yang memberikan wajah baru pada kehidupan Eropa Barat. Dalam abad XIX pemisahan antara abad pertengahan masih sangat jelas dan tajam. Renaissance, Reformasi, jatuhnya konstatinopel, penemuan-penemuan geografis, pendapatan seni letak buku, semuanya terjadi didalam pertengahan abad XV dan dasawarsa pertama abad XVI.

Kebudayaan modern lebih bersifat sekuler dari pada kebudayaan abad pertengahan sebagai kekuasaan pemerintahaan yang menguasai kebudayaan. Sebelum tahun 1400 di barat hanya ada satu gereja, yaitu gereja Khatolik-Roma, tetapi sesudah tahun 1700 terdapat ratusan sekte dan masih tak terhitung lagi banyaknya perkumpulan yang mempunyai arah kerohanian.

RENAISSANCE

Kebudayaan Renaissance berkembang di Italia, karena perdagangan pelajar setelah perang salib mengalami kemajuan pesat. Renaissance dianggap sebagai masa peralihan dar abad pertengahan kejaman modern dan dengan demikian ia memiliki unsure-unsur dari kebudayaan kuno maupun kebudayaan baru.

Lambat laun nilai kristiani abad pertengahan mulai kehilangan arti, ide-ide tradisional abad pertengahan tak lagi memberi kepuasan. Kepercayaan kepada Tuhan tak lagi memberi garis arah pada pandangan hidup manusia. Aturan-aturan moral lama tak lagi dihormati dan oaring tak segan-segan untuk merebut kekuasaan dengan jalan khianat dan kekejaman.

Situasi politik pada masa ini menggantungkan perkembangan individu, oleh karenanya kesenian dan ilmu pengetahuan maju dengan sangat pesatnya. Disiplin moril intelektual dan politik adalah asing pada masa ini. Tyran dan desport Rennaissance mau mempertahankan diri pribadi dan tidak mau tunduk pada suatu kekuasaanpun, dari sebab itu lah maka dalam abad XV di Italia terjadi anarchi politik dan moril. Keadaan ini turut mendorong munculnya ajaran Macchiavelli yang termuat dalam II principe.

REFORMASI

Latar belakang ekonomis dari masa Reformasi adalah peralihan dari rumah tangga alam ke kapitalisme dagang, dan karena penemuan-penemuan besar yang mengakibatakan meluasnya perdagangan dan pelajaran. Pedagang kaya memegang monopoli dan pengusaha bank yang kaya dengan tepat memperoleh banyak kekuasaan politik karena pinjaman-pinjaman yang tidak sedikit.

Munculnya nasionalissme akibat kemunduran gereja romawi menjelang akhir abad pertengahan maka protentatisme dari Luther, Calvijn dan Zwingli dapat berkumandang di barat. Protentatisme semula tak menghendaki pembaharuan gerej, melainkan ingin kembali seperti oaring-orang Kristen pertama pada masa permulaan. Protentatisme merupakan revolusi menentang kekuasaaan gereja, menentan kepausan dan hierarchi gereja. Orang menolak perantara dari pada imam maupun organisa buatan manusia dan ingin langsung berhubungan dengan Tuhan.

Ajaran Calvin juga didasarkan atas keselamatan yang disebabkan karena dan terpilihnya seorang oleh Tuhan. Ia mencoba mendirikan perkumpulan suci dari para pemeluk, yang pengurusnya di pegang oleh para kaum awam. Kaum yang menghendaki pemurnian beranggapan adalah sesuatu yang sungguh baik dan bersifat illahi.

Reformasi di Inggris berakar pada kepentingan politik dan ekonomi yang memainkan peranan terpenting ajaran dan upacara-upacara pada mulanya sama dengan gereja khatolik. Semasa skisma itu persoalannya ialah untuk memperbesar kekuasaan raja dan mengurangi pengaruh gereja. Lambat laun ide protestan itu merembet ke inggris, terutama dikalangan para pedagang, dan baru diantara para rohaniawan.

 

ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pasti, ilmu falak, dan lain-lain ilmu pengetahuan alam. Hal ini terjadi terutama dalam abad XVII, yang mencari banyak orang terpelajar dan ahli-ahli ilmu pengetahuan yang besar seperti : Newton, Hervey, Descartes, Pascal dan masih banyak lainnya. Kekayaan, organisasi ekonomi secara modern dan lebih adanya jiwa bebas, semuanya tak dapat disangsikan merupakan factor-faktor yang mendorong bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Pengawasan dari golongan rohaniawan telah menjadi lemah, dank arena orang tak lagi mau mengikuti pendapat-pendapat secara membabi buta, maka ini membangunkan jiwa yang kritis.

RASIONALISME

Kemakmuran dalam abad XVI dan XVII merupakan dasar yang kuat bagi peradaban umunya. Ilmu pengetahuan, filsafat dan kesusasteraan menyongsong masa keemasannya. Usaha ilmu pengetahuan dengan hasilnya yang mengagumkan menyebabkan suatu perubahan menyeluruh dan berarti suatu kemajuan material yang abru semenjak masa-masa Mesir dan Mesopotamia.

Denga penelitian yang tekun maka jiwa rasionalisme akan dapat menembus dunia kebendaan. Ia tak mau menggunakan hal-hal diatas kodrat sebagi dasar sebagai dasar untuk menerangkan benda-benda ataupun sebagai patokan. Dengan demikian ia memutuskan hubungan dengan tradisi Kristiani dan kekuasaan gereja maupun klerikal.

ABAD XVIII- Abad Pertengahan

Abad XVIII merupakan masa timbulnya golongan tengahan, sebagai akibat dari munculnya perdagangan dengan daerah koloni dan capital. Daerah koloni juga kaya menghasilkan produksi-produksi baru dan bersamaan itu puls merupakan pasar-pasar untuk hasil industri dari negara induk. Kekuasaan capital juga membawa pengaruh pada kehidupan negara. Pendek kata abad XVIII merupakan periode kemajuan yang pesat dan penuh janji-janji untuk masa dagang.

Arah pemikiran abad XVII dan XVIII sangat ditentukan oleh adanya sukses-sukses dan kemajuan yang pesat dibidang ilmu pengetahuan. Hasil yang gemilang ini disatu pihak hanya dapat dicapai berkat penyelidikan yang tekun dan dilain pihak usaha ilmu pengetahuan dapat tumbuh subur didalam suasana kebebasan dan kemerdekaan.

 

KEBUDAYAAN ROHANI

Apabila abad XIII merupakan titik puncak kebudayaan abad pertengahan dengan gerejanya yang universal dan kekuasaan negaranya. Maka didalam abad XVIII kebudayaan modern sebagai kebudayaan kaum awam. Emansipasi terhadap gereja telah selesai dengan sempurna.. Agama Kristen telah digantikan oleh religi alam, dan Tuhan oleh akal.

Setelah terjadi pemutusan ikatan dari tradisi yang pada masa Rennaissance diartikan sebagai penemuan manusia, dan setelah penolakan segala kekuasaan gereja selama reformasi , maka akhirnya individu menemukan dirinya sendiri. Sesungguhnya dengan adanya agama dari akal ini kita telah berada ditengah-tengah kebudayaan yang anthroposentris, sebagai antipode kebusayaan theosentris dari abad pertengahan. kebudayaan modern adalah laksana mozaik : dimana banyak ajaran-ajaran agama, aliran-aliran dalam filsafat, pendek kata banyak pandangan tentang duniawi.

Abad-XIX

Ekspansi besar-besaran dari kekayaan dan kekuasaan adalah latar belakang ekonomis perkembangan abad XIX. Semua ini akibat langsung dari revolusi industri dan technik, yang dimulai sekitar pertengahan abad XVIII. Penggunaan penemuan-penemuan technik dari kincir terbang, mesin uap sampai dynamo dan elektromahnetisme, bersama dengan pemakaian arang-batu sebagi bahan dan pengolaan baja.

Mesin juga dipakai untuk keperluan pengangkutan : lokomotif dan perahu asap mempercepat dan mempermudah perjalanan. Lalu lintas yang tepat dan industrialisasi meningkatkan besarnya kosentrasi perdagangan dan perusahaan dikota-kota. Peningkatan produksi juga mengakibatkan tambahnya penduduk dengan cepat. Abad XIX juga dilukiskan sebagai periode dari prestasi kosmopolitis dalam lingkup internasional.

Akibat lain dari kemajuan material ialah munculnya golongan tengahan dibidang politik dengan ide-ide liberalisme. Persamaan hokum dan hak bersuara dalam pemerintahan melalui parlemen. Kecuali dibidang politik cita-cita humanitas dan kebebasan juga dibidang social. Ide tentang martabat manusia tidak hanya dicoba direalisasikannya dalam penentangan terhadap segala bentuk pemerasaan seseorang oleh orang lain.

Emansipasi yang diperjuangkan oleh liberalisme tak sampai begitu jauh. Ia tidak ma uterus mengadakan asas kesamaan dalam bidang ekonomi. Didalam banyak negara gerakan liberalisme berjalan bersama-sama dengan nasionalisme, misalnya di Italia dan jerman. Disamping itu nasinalisme memperjuangkan internasional antara bangsa-bangsa yang diperintah oleh golongan tengahan melalui parlemen dengan didasarkan atas perdagangan bebas.

Adanya revolusi industri produksi mekanis juga menunjukkan segi-segi negatifnya. Distu pihak kemakmuran ternyata bertambah dengan naiknya kehidupan secara umum, dilain pihak jaman mesin telah membawa bencana yang tak terkatakan. Meskipun orang mencegah peraturan social mengenai upah yang rendah.

 

sejarah perkembangan filsafat


Sejarah Perkembangan Filsafat Eropa

Gambaran dan pandangan filsafat Eropa, lebih banyak pengaruhnya dari dari alam pikiran Yunani karena dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dimajukan sebagai pangkal sjarah filsafat Barat (Eropa). Alasan yang paling mendasar karena dunia barat (Erpa Barat) berpangkal kepada pikiran yunani.

Berdasarkan gambaran diatas, sangat kurang tepatlah apabila memberikan sebuah gambaran yang secara terpisah mengenai filsafat dari sudut tempatnya dengan pertimbangan alam pikiran tidak dapat dibatasi dengan batasan negeri. Kalau filsafat Eropa saat ini kita kenal merupakan suatu negeri yang luar biasa kemajuan tentunya kalau flesback, tentunya sangat tidak masuk akal jika dunia barat (Romawi) tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Yunani. Lebih pantasnya dikatakan sebagai abad kegelapan. Menurut Salam, Burhanuddin (2000:123) bahwa betapapun terkenalnya bangsa barat (Romawi) namun dalam lapangan ilmu pengetahuan praktis mereka tidak memmberikan apa-apapun. Mereka ulung dalam soaal militer, perang, politik, perdagangan, pelayaran, pembangunan dalam sisten pengairan, jalan rara, pengairan. Hal ini juga ditambahkan oleh Poedjawijatna (2005:75). Pada masa kerajaan Roma sebetulnya tidak ada ahli-ahli filsafat yang menghasilkan penyelidikan filsafat yang tersendiri. Biasanya hanya berpangkal pada yunani saja.

Jadi beberapa gambaran diatas, bisa dipahami apabila melihat kebelakang sebenarnya pandangan dunia barat tidak ada istimewahnya jika dibandingkan dengan pandangan Yunani.

1.      Sejarah Filsafat Zaman Klasik Atau Kuno.

2.      Sejarah Filsafat Zaman Abad Pertengahan

A. Pandangan Sejarah Abad Pertengahan (A. Sartono kartodhirdjo)

kebudayaan rohani Abad Pertengahan bercirikan agama Kristen. Seluruh jiwa masyarakat dengan berbagai sendi-sendinya bersifat keagamaan. Jiwa keagamaan ini yang mendorong berbagai bentuk dan paparan kehidupan. Orang hanya mengakui makna kehidupannya yang berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan adhikodrati tentang kehidupan bahagia. Jiwa diluputi oleh sikap perasaan-perasaan yang timbul karena angan-angan keagamaan. Oleh karenanya menimbulkan pandangan hidup dan pandangan dunia yang bersifat mistik.

Kita ketahui, selama abad pertengahan gambaran-gambaran pembabakan masa menurut analogi dari cerita-cerita injil beredar dimana-mana. Berbalikan dengan orang yunani, nilai-nilai hidup bagi orang abad pertengahan tidak terletak pada masa kini. Pemikiran abad pertengahan sebelum abad XII, sebelum munculnya filsafat Scholastik, dikuasai oleh cara pemikiran Augustinus, yaitu semacam Neoplantonisme Kristen. Benda-benda didunia diciptakan menurut contoh cita-cita keabadian dalam jiwa Tuhan.

Sejarah keselamatan adalah jatuh bangunnya bangsa yahudi dari dosa dan pengampunan, yang akhirnya sampai pada penebusan. Masa diantara kebangkitan sampai pada kedatangan kristus kembali adalah masa percobaan. Dengan sudut tinjaun tentang sejarah keselamatan ini Augustinus ( 354-430) menganggap sejarah profan sebagai suatu pertentangan universal antara Kerajaa Tuhan dan Kerajaan Dunia.

Selanjutnya Augustinus menunjukkan, sejarah tidak ditentukan oleh manusia, tetapi oleh pola rencana Allah. Jadi Tuhan ikut mengambil bagian dalam sejarah. Augustinus masih terus menunjukan adanya pimpinan Tuhan didalam sejarah. Dengan dasar inilah ia membagi sejarah dunia dalam enam periode :

1.     
penting
Dari Adan sampai air Bah.


2.       Dari air bah sampai Ibrahim

3.      Dari Ibrahim sampai Dawud

4.      Dari Dawud sampai di Babylon

5.      Dari pembuangan sampai kelahiran kristus

6.      Dari kristus sampai akhir dunia

Keenam periode ini oleh Augustinus juga dihubungkan dengan keempat kejadian dunia yaitu : Asria, Pesria, Masedonia, Roma. Kepastian hidup didalam Senescensn saeculum diperkuat dengan runtuhnya Romawi Barat, dan tidak datangnya masa akhir dapat diterangkan oleh terus berlangsungnya Romawi Timur. Baru didalam abad XII timbullah pandangan sejarah yang baru, yaitu :

1.      Aliran realistis yang diwakili oleh Otto van Freising

2.      Aliran mistis simbolis oleh Joachim van foried

Otto van Freising ( 1114-1158)

didalam bukunya “Chronican Historia de duabus civitatibus”. Ia berpendapat bahwa ini telah hampir sampai, karena ia melihat didalam diri Hendrik IV sebagai batu “yang direnggut dari gunung” untuk menghancurkan kerajaan terakhir.

Disampinh pandangan pessimistis ini terdapay juga pandangan optimistis. Kebudayaan berangsur terus-menerus dari Timur ke Barat. Disitu terdapat periode timbul dan tenggelam, kematian dan pembaharuan secara periodic. Perinciannya kedalam periode-periode sebagai berikut :

a.       Periode pertama berlangsung sampai berdirinya Roma.

b.      Periode kedua dari berdirinya Roma sampai kedatangan kristus.

c.       Periode ketiga berakhir dengan penyerahan kerajaan oleh Constantijn kepada bangsa yunani.

d.      periode keempat berakhir dengan penjerahan bangsa yunani kepada bangsa Franken.

e.       periode kelima dengan penjerahan dari bangsa Franken kepada bangsa German.

f.        periode keenam diakhiri dengan peperangan antara Gregorius VII dengan Hendrik IV

Joachim van Fiore (1145-1202)

konsepsi ini berupa ajaran keselamatan dan terjadi atas pengertian tentang wahyu. Dilain pihak pengetian sejarah menjadi alat yang tak dapat diabaikan untuk menangkap arti yang mendalam dari kitab perjanjian baru. Karena sejarah dunia bersamaan denga sejarah Gereja. Menurut Joachim sejarah juga merupakan pencerminan kurnia Tuhan dalam kemanusian. Ini terjadi dalam tiga opera, yang dilaksanakan sendiri oleh oleh masing-masing dari tiga pribadi, dan dengan ini sejarah dibagi menjadi tiga babakan waktu yang besar : 1. Periode Bapa, 2. Periode Putera, 3. Periode roh kudus. Jochim beranggapan, bahwa masa-masa ini dapat berdiri saling berdampingan. Dalam tiap periode berdiri dua negara dengan pemimpinnya yang saling bertentangan. Herodes melawan Kristus, Neropertus, Mohamed-Benedictus, Saladyn-Hendrik IV, Anti Christ-Dux.

3. Sejarah Filsafat Zaman Abad Modern

zaman modern Adalah kehadiran manusia, yang menaruh kepentingan atas adanya makhul yang lain

periode Renaissance, Reformasi dan Rasionalisme merupakan peralihan kearah jaman modern. Tiga aliran inilah yang memberikan wajah baru pada kehidupan Eropa Barat. Dalam abad XIX pemisahan antara abad pertengahan masih sangat jelas dan tajam. Renaissance, Reformasi, jatuhnya konstatinopel, penemuan-penemuan geografis, pendapatan seni letak buku, semuanya terjadi didalam pertengahan abad XV dan dasawarsa pertama abad XVI.

Kebudayaan modern lebih bersifat sekuler dari pada kebudayaan abad pertengahan sebagai kekuasaan pemerintahaan yang menguasai kebudayaan. Sebelum tahun 1400 di barat hanya ada satu gereja, yaitu gereja Khatolik-Roma, tetapi sesudah tahun 1700 terdapat ratusan sekte dan masih tak terhitung lagi banyaknya perkumpulan yang mempunyai arah kerohanian.

RENAISSANCE

Kebudayaan Renaissance berkembang di Italia, karena perdagangan pelajar setelah perang salib mengalami kemajuan pesat. Renaissance dianggap sebagai masa peralihan dar abad pertengahan kejaman modern dan dengan demikian ia memiliki unsure-unsur dari kebudayaan kuno maupun kebudayaan baru.

Lambat laun nilai kristiani abad pertengahan mulai kehilangan arti, ide-ide tradisional abad pertengahan tak lagi memberi kepuasan. Kepercayaan kepada Tuhan tak lagi memberi garis arah pada pandangan hidup manusia. Aturan-aturan moral lama tak lagi dihormati dan oaring tak segan-segan untuk merebut kekuasaan dengan jalan khianat dan kekejaman.

Situasi politik pada masa ini menggantungkan perkembangan individu, oleh karenanya kesenian dan ilmu pengetahuan maju dengan sangat pesatnya. Disiplin moril intelektual dan politik adalah asing pada masa ini. Tyran dan desport Rennaissance mau mempertahankan diri pribadi dan tidak mau tunduk pada suatu kekuasaanpun, dari sebab itu lah maka dalam abad XV di Italia terjadi anarchi politik dan moril. Keadaan ini turut mendorong munculnya ajaran Macchiavelli yang termuat dalam II principe.

REFORMASI

Latar belakang ekonomis dari masa Reformasi adalah peralihan dari rumah tangga alam ke kapitalisme dagang, dan karena penemuan-penemuan besar yang mengakibatakan meluasnya perdagangan dan pelajaran. Pedagang kaya memegang monopoli dan pengusaha bank yang kaya dengan tepat memperoleh banyak kekuasaan politik karena pinjaman-pinjaman yang tidak sedikit.

Munculnya nasionalissme akibat kemunduran gereja romawi menjelang akhir abad pertengahan maka protentatisme dari Luther, Calvijn dan Zwingli dapat berkumandang di barat. Protentatisme semula tak menghendaki pembaharuan gerej, melainkan ingin kembali seperti oaring-orang Kristen pertama pada masa permulaan. Protentatisme merupakan revolusi menentang kekuasaaan gereja, menentan kepausan dan hierarchi gereja. Orang menolak perantara dari pada imam maupun organisa buatan manusia dan ingin langsung berhubungan dengan Tuhan.

Ajaran Calvin juga didasarkan atas keselamatan yang disebabkan karena dan terpilihnya seorang oleh Tuhan. Ia mencoba mendirikan perkumpulan suci dari para pemeluk, yang pengurusnya di pegang oleh para kaum awam. Kaum yang menghendaki pemurnian beranggapan adalah sesuatu yang sungguh baik dan bersifat illahi.

Reformasi di Inggris berakar pada kepentingan politik dan ekonomi yang memainkan peranan terpenting ajaran dan upacara-upacara pada mulanya sama dengan gereja khatolik. Semasa skisma itu persoalannya ialah untuk memperbesar kekuasaan raja dan mengurangi pengaruh gereja. Lambat laun ide protestan itu merembet ke inggris, terutama dikalangan para pedagang, dan baru diantara para rohaniawan.

 

ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pasti, ilmu falak, dan lain-lain ilmu pengetahuan alam. Hal ini terjadi terutama dalam abad XVII, yang mencari banyak orang terpelajar dan ahli-ahli ilmu pengetahuan yang besar seperti : Newton, Hervey, Descartes, Pascal dan masih banyak lainnya. Kekayaan, organisasi ekonomi secara modern dan lebih adanya jiwa bebas, semuanya tak dapat disangsikan merupakan factor-faktor yang mendorong bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Pengawasan dari golongan rohaniawan telah menjadi lemah, dank arena orang tak lagi mau mengikuti pendapat-pendapat secara membabi buta, maka ini membangunkan jiwa yang kritis.

RASIONALISME

Kemakmuran dalam abad XVI dan XVII merupakan dasar yang kuat bagi peradaban umunya. Ilmu pengetahuan, filsafat dan kesusasteraan menyongsong masa keemasannya. Usaha ilmu pengetahuan dengan hasilnya yang mengagumkan menyebabkan suatu perubahan menyeluruh dan berarti suatu kemajuan material yang abru semenjak masa-masa Mesir dan Mesopotamia.

Denga penelitian yang tekun maka jiwa rasionalisme akan dapat menembus dunia kebendaan. Ia tak mau menggunakan hal-hal diatas kodrat sebagi dasar sebagai dasar untuk menerangkan benda-benda ataupun sebagai patokan. Dengan demikian ia memutuskan hubungan dengan tradisi Kristiani dan kekuasaan gereja maupun klerikal.

ABAD XVIII- Abad Pertengahan

Abad XVIII merupakan masa timbulnya golongan tengahan, sebagai akibat dari munculnya perdagangan dengan daerah koloni dan capital. Daerah koloni juga kaya menghasilkan produksi-produksi baru dan bersamaan itu puls merupakan pasar-pasar untuk hasil industri dari negara induk. Kekuasaan capital juga membawa pengaruh pada kehidupan negara. Pendek kata abad XVIII merupakan periode kemajuan yang pesat dan penuh janji-janji untuk masa dagang.

Arah pemikiran abad XVII dan XVIII sangat ditentukan oleh adanya sukses-sukses dan kemajuan yang pesat dibidang ilmu pengetahuan. Hasil yang gemilang ini disatu pihak hanya dapat dicapai berkat penyelidikan yang tekun dan dilain pihak usaha ilmu pengetahuan dapat tumbuh subur didalam suasana kebebasan dan kemerdekaan.

 

KEBUDAYAAN ROHANI

Apabila abad XIII merupakan titik puncak kebudayaan abad pertengahan dengan gerejanya yang universal dan kekuasaan negaranya. Maka didalam abad XVIII kebudayaan modern sebagai kebudayaan kaum awam. Emansipasi terhadap gereja telah selesai dengan sempurna.. Agama Kristen telah digantikan oleh religi alam, dan Tuhan oleh akal.

Setelah terjadi pemutusan ikatan dari tradisi yang pada masa Rennaissance diartikan sebagai penemuan manusia, dan setelah penolakan segala kekuasaan gereja selama reformasi , maka akhirnya individu menemukan dirinya sendiri. Sesungguhnya dengan adanya agama dari akal ini kita telah berada ditengah-tengah kebudayaan yang anthroposentris, sebagai antipode kebusayaan theosentris dari abad pertengahan. kebudayaan modern adalah laksana mozaik : dimana banyak ajaran-ajaran agama, aliran-aliran dalam filsafat, pendek kata banyak pandangan tentang duniawi.

Abad-XIX

Ekspansi besar-besaran dari kekayaan dan kekuasaan adalah latar belakang ekonomis perkembangan abad XIX. Semua ini akibat langsung dari revolusi industri dan technik, yang dimulai sekitar pertengahan abad XVIII. Penggunaan penemuan-penemuan technik dari kincir terbang, mesin uap sampai dynamo dan elektromahnetisme, bersama dengan pemakaian arang-batu sebagi bahan dan pengolaan baja.

Mesin juga dipakai untuk keperluan pengangkutan : lokomotif dan perahu asap mempercepat dan mempermudah perjalanan. Lalu lintas yang tepat dan industrialisasi meningkatkan besarnya kosentrasi perdagangan dan perusahaan dikota-kota. Peningkatan produksi juga mengakibatkan tambahnya penduduk dengan cepat. Abad XIX juga dilukiskan sebagai periode dari prestasi kosmopolitis dalam lingkup internasional.

Akibat lain dari kemajuan material ialah munculnya golongan tengahan dibidang politik dengan ide-ide liberalisme. Persamaan hokum dan hak bersuara dalam pemerintahan melalui parlemen. Kecuali dibidang politik cita-cita humanitas dan kebebasan juga dibidang social. Ide tentang martabat manusia tidak hanya dicoba direalisasikannya dalam penentangan terhadap segala bentuk pemerasaan seseorang oleh orang lain.

Emansipasi yang diperjuangkan oleh liberalisme tak sampai begitu jauh. Ia tidak ma uterus mengadakan asas kesamaan dalam bidang ekonomi. Didalam banyak negara gerakan liberalisme berjalan bersama-sama dengan nasionalisme, misalnya di Italia dan jerman. Disamping itu nasinalisme memperjuangkan internasional antara bangsa-bangsa yang diperintah oleh golongan tengahan melalui parlemen dengan didasarkan atas perdagangan bebas.

Adanya revolusi industri produksi mekanis juga menunjukkan segi-segi negatifnya. Distu pihak kemakmuran ternyata bertambah dengan naiknya kehidupan secara umum, dilain pihak jaman mesin telah membawa bencana yang tak terkatakan. Meskipun orang mencegah peraturan social mengenai upah yang rendah.